Kesombongan... Produk Termahal Di Alam Semesta

Sepanjang hidup ini, saya sudah bertemu banyak orang. Salah satu jenis yang paling menyebalkan bagi saya adalah orang-orang yang sombong. Mereka adalah orang-orang yang merasa bahwa diri mereka lebih baik dalam berbagai hal dibandingkan orang lain.


Ada banyak orang yang memulai kesuksesannya dari bawah. Mereka berhasil berjuang melewati berbagai rintangan dan kerasnya hidup. Mendengar kisah yang mereka, saya merasa SALUT!!!.


Akan tetapi, setelah mereka berada di posisi yang tinggi, mereka berubah menjadi sombong karena merasa amat sangat hebat. Mereka melihat orang yang tidak atau belum sesukses mereka sebagai “Si Bodoh”, karena kok masih miskin atau berpangkat rendah aja sampai sekarang?.


Biasanya, mereka mulai menyombongkan diri dengan menceritakan betapa hebatnya mereka karena berhasil meraih kesuksesan dengan penuh perjuangan dan mulai mengajari lawan bicaranya yang malang untuk mencontoh mereka dengan kata-kata yang merendahkan, tanpa diminta…. Oh ya… Dan sambil memuji-muji pencapaian mereka juga.


Menurut saya, orang-orang seperti ini tidak mengerti bahwa setiap orang punya jalan hidup masing-masing, yang dipengaruhi oleh banyak faktor berbeda seperti lingkungan, tingkat pendidikan, daya pikir, pengalaman, keluarga, kesempatan dan yang terpenting adalah; NASIB.


Nasib lah yang membawa orang-orang sukses yang sombong ini untuk sampai di posisinya sekarang. Gabungan antara fokus, kemauan dan usaha yang keras, kesempatan, timing yang tepat dan restu dari Tuhan akan memberikan siapapun Golden Ticket untuk mendapatkan kesuksesan. Semua elemen tersebut harus ada. Tanpa salah satunya, nasib tidak akan berubah. Elemen yang terakhir (Restu dari Tuhan) adalah penentu yang absolut.


Fokus, kemauan dan usaha yang keras memang merupakan hal-hal yang kita upayakan. Sementara kesempatan, timing yang tepat dan restu dari Tuhan adalah hal-hal di luar kekuasaan kita. Itu adalah proses yang sangat kompleks dan membutuhkan kekuatan yang besar untuk menggerakannya. Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa kesuksesan dan kekayaan itu adalah pemberian dari Tuhan. Kalau Tuhan tidak berkenan, walaupun kita berupaya jungkir balik sampai bego, kesuksesan dan kekayaan akan hanya sampai di impian saja.


Terus apa yang bisa disombongkan sebenarnya?. Kecuali kita dapat warisan atau menang undian yang nilainya besar, segala hal terkait rejeki memang harus didapatkan dengan susah payah. Itu sudah menjadi takdir dan kutukan kita sebagai manusia. Karena kita sedang ada di dunia sekarang dan bukan di surga… Untuk orang-orang yang bekerja keras dan selalu bersyukur, Tuhan memberikan penghargaan meminjamkan kekayaanNya. Orang-orang tersebut diperbolehkan menggunakan kekayaan tersebut untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup mereka, dengan syarat; mereka juga HARUS membantu orang-orang yang membutuhkan.


Dalam hal ini, Tuhan adalah pemilik kekayaan yang sejati. Orang-orang yang kaya adalah mereka yang dipercaya olehNya untuk mengelola kekayaan yang dipinjamkanNya. Mereka tidak punya hak untuk bersombong, karena pada dasarnya mereka tidak punya apa-apa. Bahkan nyawa mereka pun adalah pemberian Tuhan.


Bersombong adalah halusinasi yang merendahkan kemurahan hati dan kemuliaan Tuhan.


Banyak kasus terkait yang saya lihat sendiri terkait orang-orang sombong yang akhirnya termakan oleh kesombongannya sendiri. Biasanya, hukuman atas kelakuan bodoh mereka itu adalah;


Segala hal yang mereka sombongkan direnggut dari tangan mereka oleh pemilik sejatinya, yaitu Tuhan.


Orang-orang yang menyombongkan kekayaan menjadi miskin, yang menyombongkan kesuksesan menjadi luntang lantung, yang menyombongkan ketampanan atau kecantikan menjadi jelek, bisa disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit, yang menyombongkan kecerdasan lalu kena alzheimer atau jadi “sayur” karena stroke, yang menyombongkan kekuasaan akhirnya digulingkan atau dipecat dari jabatannya, yang menyombongkan kealiman dan ketaatan akhirnya dikecewakan dengan pembangkangan atas keyakinannya oleh anggota keluarga yang mereka sayangi, yang menyombongkan kesehatan menjadi sakit, yang menyombongkan kesetiaan pasangan akhirnya dikhianati, dan banyak contoh lainnya.


Sombong adalah sesuatu yang tercipta bukan untuk dipakai oleh mahluk manapun, tapi bisa didapatkan dengan mudah. Kesombongan adalah produk termahal di semesta dan memiliki harga yang amat sangat mahal sampai-sampai tidak akan ada yang sanggup membayarnya. Apabila ada dari kita yang memakainya baik secara sadar atau tidak, lalu lupa diri sampai akhirnya tiba waktu penagihan, minta ampun dan menangis meraung-raung sampai paru-paru keluar dari mulut  pun sudah tidak ada gunanya… Proses hukum tetap berjalan, bos!…


Oleh karenanya, bagi yang sudah kepalang sombong, tolong segera hentikan ketololan Anda dan segera bersujud mohon ampunan pada Tuhan. Bagi yang mau coba-coba bersombong, sebaiknya urungkan niat Anda. Konsekuensinya sangat tidak sebanding dengan kepuasan sesaat yang didapatkan dari raut muka dan decak kagum orang-orang yang mendengarkan bacot Anda.


Konsekuensi dari penggunaan kesombongan adalah nyata dan mengerikan… Seriously. (EHD)

Tentang Penulis




Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang beruntung karena terlahir dengan kemampuan untuk merasakan dan melihat berbagai hal yang tidak terdeteksi oleh indera fisik pada umumnya. Saya dapat melihat atau merasakan perwujudan yang tidak kasat mata, mendeteksi keberadaan energi negatif atau positif dari seseorang, lokasi atau situasi, dan saya juga dapat mendengar suara-suara yang bersifat transdimensional… Sementara, saya juga adalah orang yang sangat logis…


Kontradiktif? Tidak juga… Karena baik logika dan supranatural adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan.


Selain itu, saya juga suka melukis, fotografi dan musik.


Saya melewati sebagian besar karir saya di berbagai bidang kreatif dalam industri multimedia seperti desain grafis, animasi, serta produksi film dan musik.

Copyright © 2024    Edgar Hidamy